Tanya Jawab Pdt. DR. Stephen Tong, Taipei, 19 Juli 2009

1.Bagaimana melihat kesalahan manusia dalam mengambil keputusan, ditinjau dari kedaulatan Allah?

Jawab: Berarti Allah mengijinkan engkau berkeliaran untuk membuang waktu. Salah ambil keputusan, tersesat sekian lama, akhirnya jikalau bisa berbalik, kembali ke jalan yang benar, tetapi dengan membuang waktu. Tetapi kalau ini kesalahan yang tidak dapat diperbaiki, bagaimana? Misalnya, salah menikah dengan seseorang, lalu kalau sudah menikah 3 tahun pasanganmu mati, engkau boleh menikah lagi (mungkin bisa dapat pasangan yang benar). Tapi sudah salah menikah, ternyata pasanganmu berumur panjang, kamu juga tidak ada kesempatan balik (untuk memilih pasangan yang benar), bagaimana? Tanggunglah beban yang tidak ada pahala. Tuhan kadang-kadang membiarkan kita merasakan kegagalan, merasakan buah kesalahan untuk sisa hidup. Itu sebabnya jangan main-main, khususnya di dalam memilih jodoh, dengar ya! Kita tidak bisa memilih papa mama, saudara-saudara, adik-adik, encik, encim, dan lain-lain. Satu-satunya yang bisa kita pilih adalah jodoh. Dan jika satu-satunya hal yang bisa kita pilih tetapi kita justru salah pilih, berarti IQ kita rendah. Itu sebabnya, jangan over confident. Saya cuma punya satu anak laki-laki, selama hidup bersama dengan dia (sekarang dia sudah berumur 36 tahun), saya beritahu dia 4 kali “you over-confident, you over-confident”. Tadinya dia menganggap kalimat itu sebagai omelan papa, tapi sekarang baru merasa benarnya. Ada keputusan yang paling penting, dia akan telepon minta saran saya. Mumpung masih ada pendeta, ada orang rohani senior, ada saudara di dalam Kristus yang sungguh-sungguh mengasihi kita, dan janganlah kita over-confident, karena kita sering bisa salah. Sebagai pemimpin, kalau saya salah mengambil tindakan, salah ambil keputusan, di bawah saya ada ratusan ribu orang yang akan terpengaruh, apalagi yang dengar kaset atau CD saya di Tiongkok, itu puluhan juta orang. Kalau saya salah ambil keputusan, itu pengaruhnya besar sekali. Maka kita yang kedudukannya makin tinggi, harus makin gentar, takut sama Tuhan, minta Tuhan pimpin. Amin?
Kedaulatan Tuhan tidak akan terganggu di dalam keputusan salah yang kita ambil, karena Dia tetap menjalankan apa yang Dia rencanakan, tetapi kesempatan untuk kamu dicabut, waktu yang diberikan itu kamu yang kehilangan. Tuhan tidak kehilangan, Tuhan tetap memegang kendali. Kalau karena seseorang mengambil suatu keputusan yang salah, sehingga ada orang yang dirugikan, misalnya : semestinya saya mengabarkan Injil di sini, tetapi saya rasa mesti ke situ, sehingga orang yang di sini tidak dengar Injil, jikalau Tuhan mau menyelamatkan orang yang di sini, apakah kedaulatan-Nya diganggu karena saya ke situ? Tidak, itu berarti Tuhan mengijinkan penerimaan Injil di tempat itu ditunda. Jadi penundaan itu diperbolehkan. Maka saya mengerti kedaulatan Allah dibagi menjadi 4 bagian : (1) Rencana, (2) Pimpinan, (3) Diijinkan, (4) Dibiarkan. Rencana adalah tingkatan paling tinggi. Pimpinan adalah untuk membawa manusia yang kurang mengerti untuk bisa mengerti, dan masuk ke dalam sphere yang pertama (yaitu rencana Allah). Diijinkan adalah sphere yang ketiga. Misalnya saya mau anak saya dapat gelar Doktor, saya menyiapkan (merencanakan) semua dan mendorong dia, tetapi dia tidak mau. OK, sekarang saya pimpin dia, memberitahu kepada dia, sampai berapa tahun kemudian baru dia sadar, “Oh iya, betul, rencana itu betul,” dia kembali, akhirnya, rencana yang pertama dan yang kedua, pimpinan, waktu pimpinan, dia rugi berapa tahun? Mengerti maksud saya? Jikalau tetap tidak mau, saya ijinkan, “OK, kamu kalau tidak mau, ya sudah.” Lalu akhirnya, selesai SD dia tidak mau sekolah lagi, ya biarkan, akhirnya dia jualan cakwe, tidak ada profit yang baik, tidak ada pekerjaan yang baik, yang rugi dia kan? Dia tetap tidak mau sekolah, SD pun dia tidak mau lulus, ya sudah, biarkan. Pembiaran itu akibatnya dia menjadi tukang copet, jadi perampok. Di dalam keadaan begini, bukan rencana Allah gagal, Allah tetap berdaulat karena dibiarkanpun, adalah karena Tuhan tidak mengijinkan engkau untuk masuk, karena engkau melawan, engkau dibiarkan. Jadi, Firaun akhirnya dikeraskan hatinya oleh Tuhan, padahal dia memang keras, Tuhan membiarkan dia tidak bisa lunak hatinya, itu adalah pembiaran Tuhan yang menyatakan kedaulatan Tuhan, bukan ada kegagalan dari rencana Tuhan. Tuhan selalu berdaulat.

2.Dalam buku “Menguduskan Hari Sabat”, ada pernyataan bahwa orang yang melanggar pada hari Sabat hukumannya sangat berat; hukuman mati bagi orang yang sudah tahu. Bagaimana dengan orang Kristen yang beribadah lalu menggunakan sisa waktunya untuk bekerja pada hari Minggu?

Jawab: Kerohanian setiap orang ada tahap kemajuannya, sehingga, misalnya engkau di negara Islam yang ketat sekali, di mana mereka menetapkan hari Jumat sebagai hari libur dan bukannya hari Minggu, akibatnya orang Kristen minoritas di dalam masyarakat itu jika tidak mau bekerja pada hari Minggu, mereka harus mati, tidak ada makanan. Tetapi jikalau orang yang imannya kuat sekali, yah dia tidak usah kerja, sekalipun konsekuensinya bisa mati. Tapi kalau orang yang imannya tidak kuat, Tuhan bisa memberikan toleransi. Darimana kita mengetahui hal ini ? Nikodemus setelah bertemu dengan Yesus Kristus, dia langsung jadi orang Kristenkah? Tidak. Sebelum dia mati, Nikodemus jadi orang Kristenkah? Jadi. Selama tahun-tahun itu, bagaimana? Tuhan Yesus toleransi. Naaman setelah disembuhkan, dia pulang ke negerinya sendiri. Sebelum pulang, apa yang dikatakannya kepada Elisa? “Ampunilah aku kalau aku pulang, Rajaku masuk ke dalam kuil, aku harus mendampingi dia,” sehingga dia tidak dapat menjalankan iman kepercayaannya. Dan apakah Elisa berkata: “Tidak boleh ya! Kamu sekarang sudah Kristen, nanti kusta kamu kembali 7 kali lebih berat!” - apakah begitu? Tidak. Jadi, ada masa toleransi karena Tuhan tidak gampang marah. Di dalam hari Sabat, ada semacam orang yang kolot sekali, tolong orang pun tidak boleh. Maka Yesus Kristus sengaja pada hari Sabat bertemu dengan orang. Dua kali dicatat dalam Injil Yohanes : pasal 5, Yesus menyembuhkan orang yang telah lumpuh 38 tahun dan pasal 9, Yesus mencelikkan mata seorang yang buta sejak lahir. Ini dianggap sengaja melanggar hari Sabat, maka orang-orang Farisi akhirnya mengambil keputusan harus membunuh Yesus karena kurang ajar melawan hari Sabat. Yesus mengatakan apa? “Apakah sapimu tercebur di dalam lumpur pada hari Sabat, engkau tunggu sampai hari esok untuk menolongnya?” Ini satu sindiran bahwa kalau menolong orang lain pada hari apapun jangan kamu tunda. Sehingga manusia bukanlah budak hari Sabat, tapi hari Sabat diberikan untuk menjadikan manusia mempunyai satu peristirahatan. Beristirahat itu penting. Saya kemarin baru berpikir, manusia itu pagi hari melakukan aktivitas, malam hari istirahat/tidur); bukan sebaliknya. Sabat itu penting, perhentian itu diatur oleh Tuhan untuk tambah tenaga. Maka manusia adalah tuan dari hari Sabat, hari Sabat bukan tuan dari manusia. Yesus adalah penguasa hari Sabat, bukan hari Sabat yang mengekang kita. Kiranya Tuhan memberikan kita suatu pengertian yang berbijaksana. Anda dididik disini Pak Nico mau kamu jangan kerja atau jam kebaktian minta kepada bos-mu, ijinkan kamu untuk datang ke kebaktian? Kalau engkau bilang “bos bilang tidak boleh,” kalau bos bilang tidak boleh, biarkan, nanti bos yang tanggung. Lalu kamu kerja rajin 6 hari, hasilnya lebih baik dari mereka yang kerja 7 hari namun tidak rajin, maka bos akan menghargai imanmu, akhirnya hati mereka sedalam-dalamnya akan merasa orang Kristen luar biasa, punya iman, punya perasaan yang dalam dan kerja keras. Dan performance kamu harus selalu meningkat, semangatmu harus baik. Dalam Perjanjian Lama ada 2 orang yang dipenuhi Roh Kudus saat mereka masih muda, dan bagaimana tahu mereka dipenuhi Roh Kudus? Dari 2 hal, kerjanya setia, dan mereka penuh bijaksana. Siapa yang dimaksud? Yusuf dan Elia. Sekarang banyak orang yang mengaku “dipenuhi Roh Kudus,” berteriak-teriak/glosolali, tetapi hidupnya tidak karuan, najis, berjinah, korupsi uang, tapi katanya kepenuhan Roh Kudus, itu roh kuda, bukan Roh Kudus. Lalu jatuh di tengah orang-orang, lucu (meriang-meriang). Tetapi orang yang dipenuhi Roh Kudus itu setia bekerja, hidup suci, penuh bijaksana, dan menjalankan kebenaran. Karena Roh Kudus adalah Roh kebenaran, karena Roh Kudus adalah Roh Suci, maka hidup suci berjalan dengan kebenaran, penuh bijaksana, setia, bertanggung jawab, itu adalah cara mengerti seseorang ada Roh Kudus atau tidak.

Bagaimana dengan orang Kristen yang beribadah lalu menggunakan sisa waktunya untuk bekerja pada hari Minggu? Kalau pada Hari Minggu dia diputuskan untuk bisa lebih banyak menginjili orang, membesuk dan sebagainya, lebih baik. Kalau tidak bisa, di dalam tahap kemajuan rohani, engkau minta Tuhan pimpin semakin lama semakin baik.

3.Selama ini saya masih ragu-ragu mengenai perbedaan antara ajaran Injili dengan bahasa Roh (gereja Karismatik). Tolong jelaskan yang mana yang benar.

Jawab: Injili menjadi satu istilah yang sangat penting di dalam abad ke-20 karena di dalam gerakan di Amerika, gereja bercabang menjadi ecumenical church dan evangelical church. Ecumenical church, aslinya dari oikumene. Oikumene berarti gereja-gereja bersatu/bergabung bersama-sama, berdasarkan yang ditulis dalam Kitab Yohanes 17: “ Bapa, berilah mereka hati untuk bersatu sebagaimana Aku dan Engkau bersatu, biarlah mereka juga bersatu.” Ini adalah suatu slogan setelah liberalisme. Tetapi dibelakang istilah Oikumene ini ada satu semangat yang tidak beres, yaitu tidak perlu mementingkan doktrin, karena doktrin itu tidak ada gunanya kita perdebatkan, yang penting kita mempunyai cinta kasih. Kamu percaya Yesus adalah Tuhan atau percaya Yesus seorang yang bermoral, tidak apa-apa, tidak penting. Tadi Diana (Ev. Diana Bunyamin) mengatakan sekarang ada orang yang tidak lagi percaya Yesus adalah Tuhan, nah, orang kelompok ini juga tidak mau keluar dari gereja, karena merasa moralitas Yesus begitu tinggi, jauh daripada Mohammad, jauh daripada yang lain, mengapa keluar dari gereja? Christianity must not be interpreted only in the miracle or in the deity of Jesus Christ, Trinity, and Doctrine of predestination, those are not the most important things. The most important thing is : we are different in believing Christian doctrine, but we are one in love. Maka itu menjadi salah satu sebab bicara dengan Oikumene. Tapi Oikumene sampai sekarang tidak sukses, karena gereja-gereja Oikumene ini yang setuju untuk tidak mementingkan doktrin dan hanya mementingkan persatuan, mereka juga jarang yang sungguh-sungguh bersatu. Akhirnya karena tidak percaya doktrin yang sesungguhnya, gereja itu kosong. Jadi sejak dari Ferdinand Christian Baur tahun1850 di Tübingen di Jerman, liberalisme menggerogoti iman Kristen, sampai tahun 1900 ketika Adolf Von Harnack menjelaskan apa itu Kekristenan dengan persaudaraan seluruh umat manusia, dan nilai manusia yang potensinya besar hampir tidak terbatas, kita semua adalah saudara, dari segala bangsa di hadapan Tuhan, semua manusia mempunyai seorang Bapa, semua manusia adalah anak-anak Allah. Berarti dia tidak percaya harus melalui percaya kepada Yesus baru berhak menjadi anak Allah, kan? Jadi Injil dibuang, persaudaraan diikat, Itu menjadi sumber Oikumene, tetapi akhirnya adalah kegagalan. Dari tahun 1900 sampai sekarang 109 tahun, gereja-gereja liberal sudah kosong, orang Kristen sudah tidak ada. Lalu gereja diisi kembali oleh Kharismatik, penuh sekali orang datang, begitu menggebu-gebu, tetapi iman kepercayaan mereka tentang Yesus Kristus, salib, kebangkitan, Ketuhanan, Allah Tritunggal, semua juga tidak jelas. Mereka mementingkan apa? Mereka mementingkan perasaan, pengalaman, dan mereka pentingkan fenomena, gejala, tapi bukan esensi, sehingga ayat-ayat yang dipergunakan dalam Alkitab dicomot satupersatu untuk membuktikan mereka benar. Tapi mereka lebih pentingkan Roh Kudus atau pentingkan Kristus? (Jemaat: “Roh Kudus”) Lalu mereka lebih pentingkan Firman yang diwahyukan Roh Kudus atau gejala yang mereka kira Roh Kudus? (Jemaat: “Gejala”) Sehingga menyimpang. Roh diberikan untuk memuliakan Kristus. Roh - Oknum Ketiga, datang untuk membawa manusia datang kepada Oknum Kedua (Kristus). Oknum Kedua dikirim agar manusia kembali kepada Oknum Pertama (Allah Bapa). In Christ, we return to God and by the Spirit of God, we understand who is Jesus. Jadi Pribadi Ketiga membawa kita kepada Pribadi Kedua dan Pribadi Kedua membawa kita kepada Pribadi Pertama, tetapi Pribadi Ketiga membawa kita kepada Kristus melalui apa? Mengenal Firman. Dan Firman itu bentuknya apa? Di dalam daging - yaitu Yesus Kristus dan di dalam tulisan - yaitu Kitab Suci. The Word of God manifested in history through incarnation, the Word of God written in the Bible through revelation. Jadi Roh Allah adalah Roh Kristus, Roh Allah adalah Roh Kebenaran, dan Roh Kudus yang sejati adalah Roh yang membawa kita kembali kepada Kitab Suci. Roh Kudus yang sesungguhnya membawa kita kembali kepada Kristus. Tetapi gereja yang katanya penuh dengan Roh Kudus kok tidak belajar tentang Yesus Kristus? Tentang Roh Kudus yang banyak diajarkan. Coba tanya, hari Pentakosta ada di Kisah para Rasul pasal yang ke berapa? Pasal 2. Waktu Roh Kudus turun kepada para Rasul, mereka kotbahnya tentang Roh Kudus atau tentang Kristus? Tentang Kristus, karena Yesus berkata: “Tunggu, jangan pergi sampai Roh turun di atas kamu, maka kamu akan menjadi saksi-Ku,” yaitu Roh Kudus membantu mereka menjadi saksi Kristus, lalu mereka mempunyai kesungguhan memberitakan Injil, memberitakan salib Kristus, memberitakan kebangkitan Kristus, dari Yerusalem, Samaria sampai ke ujung bumi. Nah ini, gereja yang sekarang katanya penuh dengan Roh kudus, yang dipentingkan bukan Roh Kudus, yang dipentingkan ada 4 hal: (1) Mengusir setan, (2) Menyembuhkan orang sakit, (3) Melakukan mujizat, dan (4) Glosolalia (Karunia lidah). Dan yang dikatakan glosolalia itu apa? Tidak ada yang mengerti. Padahal pertama kali Roh Kudus turun, Rasul-Rasul berbicara dalam bahasa negara lain, kenapa? Karena waktu itu orang-orang datang dari 15 tempat ke Yerusalem, banyak yang tidak mengerti apa yang dikotbahkan oleh Rasul, maka perlu bahasa negara yang lain. They speak in other tongues →tongues itu glossae, dari Kitab Suci Perjanjian Baru ada 50 kali dipakai. Tidak satu kali pun dipakai untuk suara aneh-aneh, semua dipakai untuk artinya bahasa/language → they speak in other languages, semua 15 negara Maka dari Kapadokia, Frigia, Mesir, Babilonia, dari tempat-tempat yang banyak sekali, mereka mengerti. Berarti bahasa Roh saat itu adalah bahasa yang dimengerti. Dan Roh Kudus memberikan mereka bahasa lidah, supaya yang tidak mengerti Injil menjadi mengerti Injil, jadi adanya bahasa glosolalia membuat orang mengerti Yesus Kristus. Tapi sekarang orang yang sudah mengerti Yesus Kristus, ketika ada glosolali menjadi tidak mengerti. Terbalik yah? Secara prinsip, secara esensi, ini sama sekali berbeda dengan Kitab Suci. Maka kalau kamu makin bingung, kamu perlu belajar lebih banyak.

4. Kenapa ada gereja berbahasa Roh?

Jawab:
Karena mereka merasa ada bahasa Roh, itu asli, kalau tidak ada bahasa Roh, itu kelas rendah. GRII ada Roh tidak? Tidak ada? Jawab! GRII ada Roh Kudus tidak? (Jemaat: “Ada”) Ada? Coba tunjukkan. Modelnya ada? Gejalanya apa? Hasilnya apa? Melihat Roh Kudus melalui kesucian, Firman, Kristus, Salib, persatuan yang sungguh-sungguh kembali kepada Firman. Orang dipenuhi Roh adalah orang yang penuh bijaksana, orang dipenuhi Roh adalah orang yang penuh dengan kebenaran Kitab Suci, orang yang dipenuhi Roh adalah orang yang meninggikan Kristus. Orang yang ada Roh, dia akan berbuah Roh, dari buah Roh engkau akan mengerti pohonnya. Tidak ada pohon anggur menghasilkan kelapa, tidak ada. Tidak ada pohon mangga menghasilkan jeruk. Dari buah, engkau tahu pohonnya. Jikalau engkau ada Roh Kudus, engkau pasti menghasilkan buah Roh Kudus. Buah Roh Kudus adalah apa? Adalah jerat-jerit? Adalah tertawa-tertawa tidak sadar? Tidak ada! Buah Roh Kudus adalah 9 buah yang tertulis dalam Galatia pasal 5. Dari kasih sampai tahan nafsu, nah itu buah Roh. Karena itu jangan sembarangan ditipu oleh orang yang mengabaikan/menghina Kitab Suci, karena Kitab Suci adalah yang diwahyukan oleh Roh Kudus.
Kenapa orang pentingkan bahasa Roh? Supaya mereka dihormati orang bahwa mereka ada Roh Kudus, maka mereka menyatakan sesuatu. Sesuatu itu boleh bilang “Saya punya Roh Kudus,” darimana tahu ada Roh Kudus? “Karena saya sudah bisa bahasa Roh, saya bisa melakukan mujizat.” Apakah melakukan mujizat, menyembuhkan orang sakit, mengusir roh setan, berbahasa roh itu adalah iman rasul? Itu adalah satu efek yang muncul saat Rasul masih di dunia melayani. Tetapi kalau sekarang engkau kira itu adalah tandanya Roh Kudus, Yesus justru berkata, jangan kira orang yang menyebut Aku Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Karena pada hari itu ada orang bertanya, bukankah demi nama-Mu aku bernubuat? Bukankah demi nama-Mu aku melakukan mujizat? Bukankah demi nama-Mu aku mengusir setan? Yesus berkata, “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata, Aku tidak pernah mengenal engkau. Enyahlah engkau dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan (Mat 7:21-23). Kalau ditafsirkan perlu ½ jam, jadi saya berhenti di sini. Saudara perlu baca, saya tidak tahu di dalam bahasa Indonesia ada 3 buku saya mengenai Roh Kudus : “Roh, Doa dan Kebangunan,” “Kepenuhan Roh Kudus dan Baptisan Roh Kudus,” lalu satu lagi adalah “Suara Roh Kudus, Setan dan Hati Nurani,” Nah itu semua di dalamnya ada. Dalam 1 bulan terakhir di Jakarta ada kotbah 4 kali khusus mengenai Roh Kudus turun di Yerusalem, di Samaria, di rumah Kornelius, dan terakhir di Efesus, untuk membedakan Roh Kudus yang sesungguhnya.

5. Apakah ketika kita berpikir bahwa Tuhan memanggil kita menjadi hamba Tuhan full-time, apakah panggilan itu juga dipengaruhi oleh lingkungan hidup, karena lingkungan hidup di Taipei sangat mendukung untuk mengikut dan melayani Tuhan dengan semangat?
Jawab: Bolehkah Tuhan menggunakan lingkungan untuk menggerakkan orang? Kalimat ini seperti mengatakan : kalau mau menjadi hamba Tuhan tidak boleh ada pengaruh-pengaruh lingkungan, harus Tuhan sendiri berkata “Aku berkata kepada kamu…,” baru kita mau mengikut Tuhan. Jangan begitu dong. Tuhan bisa pakai Diana (Ev. Diana Bunyamin), bisa pakai Stephen Tong, bisa pakai Pak Nico (Pdt. Nico Ong), bisa panggil melalui lingkungan, Tuhan boleh memakai segala sesuatu. Karena kamu di Indonesia, kamu tidak bisa dengar suara Tuhan, karena engkau terus berkumpul dengan orang yang cuma main internet saja. Tapi Tuhan melempar engkau ke Taipei, sehingga engkau di sini mau menari tidak bisa, mau telepon mahal, akhirnya mendengar suara Tuhan. Itu bisa saja bijaksana Tuhan. Ada orang yang heran, sebelah rumahnya gereja, tapi tidak pernah kenal Yesus, mesti keliling dunia, keliling sampai akhirnya ketemu Yesus di Kanada. Tuhan boleh tidak berkata, “Untuk apa kamu putar bumi sampai setengah? Lalu kenal Aku. Gerejamu di pinggir jalan di Jakarta, di Solo, untuk apa sampai ke sini? Yah memang kamu bandel, Tuhan menghukum kamu keliling dunia separuh baru mendengar Firman Tuhan.
Bagaimana saya tahu saya dipanggil Tuhan? Malam-malam Tuhan pakai cicak, “Sssh, hei, berdiri kamu..” “Oh Tuhan…” (sambil bersimpuh) Begitukah? Tuhan panggil orang, bagi saya, prinsipnya ada 3:
(1) Engkau betul-betul tahu jadi hamba Tuhan tidak gampang. Gampang tidak, jadi hamba Tuhan? (Jemaat: “Tidak”) Mesti belajar banyak, mesti tahu banyak, mesti melawan banyak, mesti dilawan banyak, tanggung jawabnya berat. Tetapi, ada satu kerelaan terus menerus yang mengatakan saya harus, saya harus, saya mau, saya mau, kerelaan itu bukan akibat paksaan, tapi akibat gerakan Roh Kudus. Ini yang pertama. Sudah tahu susah, tapi terus mau. Kenapa terus mau? Karena Tuhan yang terus mendorong.
(2) Saya sudah mau, tapi pikir-pikir, terlalu sulit. Sudahlah Tuhan, part-time sajalah.. mencoba tawar menawar dengan Tuhan. Tuhan bilang, “Tidak yah,” tapi kamu masih menawar,“Janganlah, Tuhan, part-time saja. Saya kalau part-time, dapat uang banyak, lalu beri banyak uang kepada gereja, lalu kadang-kadang kotbah, bilang kepada gereja tidak usah kasih, saya bisa dapat uang sendiri, saya kotbah.” Jika dapat uang banyak lalu berkotbah sedikit, dibandingkan dengan kotbah banyak lalu mengambil uang dari gereja, enak mana? Jujurlah, lebih enak mana? Lebih enak sendiri mendapat uang banyak, menjadi CEO, lalu engkau sudah banyak uang, kasih persembahan, pasti lebih diterima daripada seorang berkhotbah lalu mengambil uang dari gereja, iya kan? Maka banyak orang karena kedagingannya memilih demikian. Beda, I serve God as a part timer, not a full-timer. Preach, because for me, more glory, more honoured, more respect I obtain. Tapi saya mau tanya, kamu jawab yah. Kalau Stephen Tong seumur hidup part-time lebih baik atau full-time lebih baik? (Jemaat: “Full-time”) Itu menurut kamu. Kamu mengatakan untuk saya lebih baik full-time, tetapi bagi dirimu sendiri lebih baik part-time,” itu berarti ego, egoisme, setan dalam diri kalian. Harus ada orang yang full-time, kalau tidak ada yang full-time, bagaimana bisa ada seumur hidup orang yang belajar bahasa Ibrani, lalu menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa yang lain? Orang part-time itu kasih sisa waktu sedikit kepada Tuhan, mana bisa Kerajaan Tuhan bangkit? Harus ada orang yang full-time. Tapi ada orang yang full-time itu merasa sayang, dia sudah belajar fisika sampai Ph.D, lalu belajar teologi, sehingga ilmu fisikanya tidak dipakai. Sayang yah? Tidak dong, ini lebih penting. “Aah, kalau ini lebih penting, dulu tidak usah belajar fisika dong, dari dulu belajar teologi saja, tidak buang waktu.” Nah, anak saya sudah selesai program fisika, akhirnya masuk sekolah teologia. Satu kali saya bertanya, “Kamu sejak kecil tiga kali maju berdiri ke depan, mengambil komitmen mau menjadi hamba Tuhan, kenapa sampai sekarang belum sekolah teologia?” Di hadapan lebih dari seribu orang loh, saya juga tidak pernah tanya kepada dia, mendadak panggil dia, dia juga kaget. Sampai ke atas baru orang lihat Stephen Tong kecil, dia gede sekali, memang namanya David, tapi badannya Goliat. Lalu dia menjawab, “Saya memang merasa sulit dipanggil Tuhan, saya tidak mau sekolah teologi dulu.” Nah, anak kalau sudah besar, ada kebebasan pribadi kan? Saya mau dengar dulu jawaban dia. “Itu sebab, saya mau belajar dahulu pengertian yang paling sulit di seluruh dunia, mengetahui ciptaan Tuhan, baru akhirnya belajar teologi.” “Kenapa?” “Saya mau tahu Tuhan seberapa besar, mencipta seluruh alam semesta. Kalau itu tidak mengerti lalu menjadi hamba Tuhan, orang kira saya pelarian. Saya sudah mengerti, baru saya atas kemauan sendiri, bukan paksaan papa, bukan ikut-ikut akan orang tuamu.” Wah, orang-orang kaget mendengar omongannya. Dan betul-betul setelah dia mendapatkan Ph.D, saya bertanya, “Maukah engkau melayani Tuhan? Papamu sudah melayani 50 tahun sampai sekarang, maukah engkau tambah lagi 50 tahun? Maka kita berdua papa dan anak melayani Tuhan 100 tahun.” Padahal tidak mungkin, dia sudah umur 30 lebih, kalau mau kotbah 50 tahun, berarti umur 80 tahun masih kotbah, tidak tentu bisa hidup umur panjang kan? Tapi dia bilang, “OK, saya pergi sekolah teologi.” Sekarang dia ada di Westminster tahun ke-2. Dan dia kalau sudah selesai, saya harap dia baik-baik melayani Tuhan. Waktu dia di Amerika, saya bilang kepada dia, “Kamu mesti melayani Tuhan,” sekarang dia sudah pindah ke Philadelphia, kadang-kadang bawa mobil 5 jam untuk pergi kotbah 1 kali, dan balik lagi, sekeluarga. Melayani di Boston 3½ tahun tidak ada honor dan tidak ada uang bensin, semua korbankan, sekarang juga masih. Jadi yang mau melayani Tuhan, belajarlah! Belajar berkorban, jangan banyak bicara, jangan berkata, “Saya punya hak, saya punya honor, dan sebagainya.” Biasakan pikul salib. Tuhan melihat hatimu betul atau baik, mendadak Tuhan pakai engkau. Dan saya bilang kepada kakak saya, bahwa saya tidak pernah merencanakan anak saya untuk meneruskan saya; itu urusan Tuhan, bukan urusan keluarga. Tetapi kalau anak saya melayani Tuhan, kotbahnya dianggap baik, boleh menggantikan saya, biar kalian yang memutuskan. Kalau yang lain lebih baik dari dia, kalian yang pilih. Stephen Tong tidak ada nepotisme, tidak ada KKN, konsen melayani Tuhan.

6. Waktu kita mengejar suatu tujuan dan banyak halangan, kita tahu dari mana kalau halangan itu berarti Tuhan tutup jalan, atau halangan itu justru ujian yang harus kita lewati?

Jawab:
Begitu ada kesulitan, “Oh, Tuhan sudah tutup jalan, ya sudahlah, aku kembali menjadi CEO,” tidak boleh begitu dong. Ada kesulitan, coba dulu mengatasinya. Pertama, Tuhan memanggil, Dia akan memberikan kerelaan kepada kamu, dan engkau sadar itu sulit. Kedua, Tuhan lihat dari engkau mau part-time, Tuhan tidak mengijinkan, maka dalam hatimu tidak pernah ada sejahtera. Orang yang sudah dipanggil Tuhan tetapi melarikan diri, Tuhan kasih kesulitan di dalam hati nuranimu, tidak pernah ada sejahtera sampai kamu kembali. Itu tanda kedua. Sudah diberi tanda kedua tetap tidak mau taat, tetap membangkang, akhirnya Tuhan pukul. Jadi, ada orang yang dari panggilan pertama sudah taat, ada yang sampai panggilan tahap ketiga baru taat. Saya? Saya sampai tahap ketiga. Saya dipanggil Tuhan 3 tahun, sudah tahu harus ikut Tuhan, tidak mau taat, tapi melayani. Di dalam 3 tahun itu saya kotbah 862 kali, tahun 1957 bulan Maret, sampai tahun 1960 bulan Agustus, di dalam 3½ tahun itu saya kotbah 862 kali, dan saya mencintai Tuhan, saya membuat banyak orang bertobat, berkotbah terus, lalu membuat banyak orang mendapat berkat besar. Tetapi saya tidak mau berubah, lalu Tuhan pukul saya, beri saya penyakit yang keras, sehingga setiap minggu, harus injeksi ke dalam spina-cord sebanyak 20 c.c., dan dokter tidak memberitahu itu penyakit apa, sampai sekarang saya tidak tahu dulu saya sakit apa. Sakit pinggang? Betul. Akhirnya Tuhan bilang, “Mau tidak?” Biasanya bilang “Tidak.” “Mau Full-time?” “Tidak.” Tapi sekarang, “Mau tidak?” “Mau…” Sudah dipukul, sudah dihajar, saat itu saya masuk sekolah teologi, sampai sekarang. Jadi kamu mau tunggu sampai sakit pinggang? Mau dipukul setengah mati baru taat? Kalau bisa, hindarkan. Taat di dalam kehendak Tuhan.

7. Bagaimana menghadapi orang yang mempunyai gangguan jiwa? Dia dulunya orang Kristen tapi ada bermain okultisme dan akhirnya sebagai orang yang menyangkal Tuhan, walaupun sudah direhabilitasi yayasan Kristen, tetapi masih mengeraskan hati?

Jawab:
Kalau orang sudah percaya Tuhan, lalu menyangkal, sesudah menyangkal sekarang menjadi gila, gangguan jiwa, sampai sekarang masih mengeraskan hati, mungkin dia perlu dipukul Tuhan lebih keras lagi baru bertobat. Mungkin dibiarkan Tuhan, tidak bertobat lagi, karena dari permulaan bukan orang Kristen. Jadi, orang kalau pernah betul-betul menjadi orang Kristen sejati dan sudah diperanakkan pula, kalau menyangkal, dia akan dipukul oleh Tuhan dan akhirnya balik. Kalau orang yang belum pernah sungguh-sungguh menjadi orang Kristen dan pura-pura, mempermainkan, mungkin Tuhan buang dia untuk selamanya. Jadi, dalam Alkitab ada dua Rasul yang taat pada Tuhan, akhirnya satu mewakili yang belum pernah sungguh-sungguh diselamatkan, dibuang sampai selama-lamanya: Yudas, menyangkal Tuhan, lalu tidak dikembalikan. Yang satu adalah Petrus, meyangkal Tuhan 3 kali, tapi akhirnya kembali. Jadi kalau ada orang yang sudah mengejar Tuhan lalu menyangkal, itu jangan langsung kita vonis “dia tidak mungkin kembali,” juga jangan pikir “dia pasti kembali.” Karena, siapakah dia, mirip tipe Petrus-kah atau mirip tipe Yudas? Kita tidak tahu, Tuhan yang tahu. Jadi, setiap orang harus mawas diri, jangan sembarangan.

8. Bagaimana hubungan kehendak bebas dan kedaulatan Tuhan Allah? Free-will?

Jawab:
Saudara-saudara, istilah free-will adalah ciptaan manusia secara sembarangan pakai free will. Free-will dalam seluruh teologi Reformed, setelah manusia jatuh (ke dalam dosa), tidak pernah ada. Kita ada will, tapi will is not free. Pernah dengar nama Erasmus? Pernah dengar nama Martin Luther? Martin Luther dan Erasmus adalah 2 orang paling terkemuka di dalam jaman Reformasi. Tapi setelah Calvin, Melanchthon, dan yang lain menyusul, Erasmus akhirnya tidak menjadi penting lagi. Karena apa? Karena pandangannya mengenai free-will sama sekali tidak sesuai dengan Alkitab. Dia percaya, bagaimanapun juga, manusia ada free-will. Martin Luther mengatakan “No, ada bound-will, not free-will.” Jadi, istilah free-will dari Erasmus, istilah bondage of will dari Martin Luther. Di dalam hal inilah mereka akhirnya harus bercerai, mereka harus berpisah, dan Tuhan memakai Martin Luther untuk terus memimpin reformasi, dan mengucilkan Erasmus di dalam sejarah Kerajaan Tuhan Allah. Tidak ada kepentingan lagi, padahal otaknya Erasmus pintar luar biasa, tetapi dia tidak menjadi alat di dalam Kerajaan Tuhan untuk memimpin reformasi. Apa bedanya free-will? Yaitu totally free, what I want, I can just express my desire, I just make my decision according to my right. Tapi Martin Luther mengatakan, will kamu selalu terganggu oleh the fallen faith. Jadi setelah Adam jatuh, kebebasan manusia tidak mungkin mutlak. Sekarang Martin Luther mengambil satu contoh, ini salah satu contoh yang terbaik dalam sejarah: kalau satu kelereng berada pada satu permukaan, ia berputar dis itu, engkau goyang dia, dia begitu bebas, itu free-will. Tetapi kalau dia lepas dari tepi, jatuh, kelereng itu dari dataran atas jatuh ke bawah, tetapi ke permukaan yang rata, sama-sama rata, sama-sama berputar-putar. Sama ya? Tetapi dia berada di bawah, bisa naik ke atas lagi tidak? Tidak bisa. Jadi secara fenomena, tetap free; same phenomenon, but not able to return to original (higher) level anymore. Maka, setelah kebebasan itu jatuh, masih kelihatan bebas, tetapi tidak bebas di dalam taraf yang sama. Mengerti? Jadi kita sekarang dengan Adam bedanya apa? Bedanya bukan karena dia Adam, kita Ade, bukan beda nama. Bedanya, dia mendapatkan kebebasan yang netral, yang created original freedom, tapi kita mendapatkan kebebasan yang polluted, kebebasan yang after the fall (setelah kejatuhan dalam dosa). Kita di dalam kebebasan yang sekarang tidak bisa kembali ke situ (original). Ambil contoh yah, dua laki-laki sama-sama ingin mendapatkan seorang wanita. Saat ini wanita harus pilih, mau si-A atau mau si-B, dan dia masih ada free-will. Tetapi dia setelah dia dengar (alasan) “Kenapa kamu mau sama saya?” “Karena kamu cantik,” yang satu lagi menjawab “Karena kamu pintar.” Dia pikir-pikir, lebih baik nikah dengan orang yang menikmati kecantikanku, atau menikah dengan orang yang menikmati kepintaranku? Akhirnya karena dia berbijaksana, dia berpikir, “Cantikku bisa hilang; berapa puluh tahun lagi, cantik tidak ada lagi, langsing jadi lebar, lalu kilap jadi kisut, muda jadi tua, waktu itu dia tidak cinta saya lagi. Tetapi kalau karena pintar maka cinta pada dia, itu lebih stabil.” Akhirnya dia bilang lebih baik menikah dengan yang menikmati kecantikan-lah. Ya, nikah dengan yang ini. Dia sudah ambil keputusan, dia sudah pakai free-will. Setelah menikah baru beberapa bulan, dia sadar pasangannya itu suka kecantikan. Akhirnya waktu bertemu dengan orang yang lebih cantik, pasangannya mulai menyeleweng, sehingga dia kesal lalu mengatakan, “Tuhan, aku mau pakai free-will-ku untuk mencintai yang ini (yang suka kepintaran),” bisa tidak? Tidak. Jadi, free-will itu di-kill oleh free-will. Free-will is killing free-will, once you use it, you lost the free-will of using another. Mengerti? Jadi, disini Agustinus mengatakan, dari permulaan ada free-will waktu diciptakan, setelah jatuh tidak ada free-will, setelah ditebus kembali, kembalinya itu harus dipimpin oleh Roh Kudus, sampai hari terakhir Yesus datang kembali, kita baru ditebus kembali kepada free-will jauh lebih tinggi daripada free-will yang diberikan kepada Adam sejak permulaan. Di situ kita tidak mungkin berdosa lagi, itu baru free-will 100%. Jadi, ada original will created by God, naturally, neutrally free-will to man. After fall, no more neutral, no more true free-will because it has been polluted by sin. After redeemed by Jesus Christ, we experience redemption, we are given another opportunity, can do sin and can do no sin, but not stable. Finally, at the return of Jesus Christ, we will gain the most perfect free-will, because we will be with God in eternity. Jadi, saya percaya semua filsuf, termasuk yang paling banyak bicara will dan freedom, tentang existentialism, tidak ada satupun yang lebih mengerti daripada Agustinus. Tidak ada ahli psikologi yang lebih mengerti daripada Reformed Theology mengenai human status on free-will. Kamu jangan minder, kamu kalau sudah mengerti Reformed Theology, kamu bisa meneruskan bijaksana yang tertinggi di dunia. Tidak perlu takut filsafat, agama, literatur, kultur, budaya manusia bagaimana bergejolak, itu tetap ada dalam wilayah manusia di lingkungan dosa. Tetapi kamu berada di dalam kebenaran Tuhan, di mana Roh Kudus berada, di situ ada kebebasan. Jikalau engkau mengenal kebenaran, maka engkau akan dibebaskan. Jikalau anak Allah membebaskan, maka engkau baru merdeka dengan sejati.
(Rr)
>Read more...

 
Share